Sabtu, 10 Mei 2008

Gus Dur Lebih Senang Obama yang Menang

Mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyatakan secara pribadi mendukung pencalonan Senator Barack Obama sebagai presiden Amerika Serikat.

”Saya lebih senang Obama karena dia menyatakan perlunya perubahan. Kita perlu perubahan. Tapi, bagaimana perubahan itu, dia tidak pernah jelaskan. Saya kira bagaimana perubahan itu nanti kalau dia telah terpilih sebagai presiden,” ujar Gus Dur kepada koresponden SINDO Irawan Nugroho di Washington, Amerika Serikat (AS), kemarin.

Gus Dur mengatakan, Obama mendapat simpati dan dukungan yang besar dari rakyat Amerika Serikat (AS). Berbeda dengan rivalnya Senator Hillary Clinton maupun Senator John McCain dari Partai Republik. Selain itu, Gus Dur mengakui bahwa Obama yang pernah bersekolah di Jakarta banyak mendapat dukungan dan simpati di Indonesia sehingga ada kedekatan yang kuat dengan rakyat Indonesia.

Ditanya bagaimana hubungan Indonesia-AS jika calon Partai Demokrat yang jadi presiden, Gus Dur tidak menjawab secara langsung. Dia mengatakan, yang terpenting sekarang ini bagaimana Indonesia lebih mementingkan kepentingan nasional daripada kepentingan AS. ”Kita lihat nanti sajalah bagaimana hubungan itu.

Sama halnya dengan Hillary Clinton atau McCain yang nantinya memenangkan pemilu,” ujar Gus Dur. Mengenai hubungan Indonesia-AS di masa depan, Gus Dur mengatakan bahwa kesalahan terbesar adalah karena pemerintah Indonesia terlalu takut dengan pemerintah AS sehingga dengan mudah dipermainkan AS. ”Kita ini gampang diklecekin oleh Bank Dunia, WTO, IMF, dan lainnya sehingga kita menanggung utang luar negeri yang begitu besar,” kata Gus Dur.

Bertemu Presiden Bush

Gus Dur juga dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan Presiden AS George W Bush di Israel dalam rangka menghadiri peringatan 60 tahun berdirinya Israel 14 Mei mendatang. ”Saya memang diundang pemerintah Israel dan juga pemerintah Amerika Serikat untuk menghadiri peringatan tersebut.

Saya bahkan telah menerima surat langsung dari Presiden Bush untuk bertemu dengannya di Israel,” aku Gus Dur. Menurut jadwal, Gus Dur akan terbang ke Tel Aviv, Israel, setelah mengadakan kunjungan ke Washington dan New York pada 7–12 Mei ini. ”Saya punya banyak teman di Israel, termasuk Presiden Shimon Peres yang mengundang saya untuk menghadiri peringatan ini,” kata Gus Dur.

Gus Dur menambahkan, dia akan bertemu Presiden Bush di Kedutaan Besar AS di Yerusalem. Kedatangan Gus Dur ke beberapa kota di AS atas undangan dari Simon Wiesenthal Center di Los Angeles. Pada kunjungan ini, Gus Dur mendapat penghargaan dari lembaga tersebut atas perannya selama ini dalam membuka dialog antar agama.

Selama di Washington, Ketua Dewan Syura DPP PKB ini akan bertemu Wapres Dick Cheney, beberapa anggota Kongres dan senator. Jumat waktu setempat Gus Dur akan membuka dialog dengan para mahasiswa Universitas George Washington mengenai bagaimana menekan ekstremisme dalam Islam.


sumber : sindo

Gates: RI Bisa Tiru Singapura

KULIAH BILL GATES Chairman Microsoft Corp Bill Gates didampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan kuliah umum berjudul ”Second Digital Decade” di Jakarta Convention Center kemarin.

JAKARTA (SINDO) – Indonesia dinilai Chairman Microsoft Corp Bill Gates berpotensi besar menjalankan pemerintahan,pelayanan kesehatan,dan pendidikan dengan basis teknologi informasi (TI). Khusus penerapan e-Government (e- Gov),Indonesia bisamenirukeberhasilan Singapura.”E-Gov merupakan salah satu terobosan penting untuk menciptakan tata pemerintahan yang baik.

Penerapan teknologi informasi dapat membantu meningkatkan efisiensi dalam manajemen pemerintahan,” ungkap Bill Gates dalam acara The Government Leaders Forum (GLF)-Asia di Hotel Shangri-La, Jakarta, kemarin. Dia mencontohkan Singapura sebagai negara kecil di Asia yang sukses menerapkan e-Gov.Tata pemerintahan yang efisien dengan e-Gov menjadikan Singapura memiliki daya saing tinggi di bidang bisnis.Keberhasilan itu dapat ditiru semua negara, termasuk Indonesia.

”Penerapan e-Gov serta program pendidikan dan pelayanan kesehatan berbasis TI akan menjadikan Indonesia sebagai salah satu motor pembangunan ekonomi berkelanjutan,” kata orang terkaya ketiga di dunia versi majalah Forbes itu . Gates mengungkapkan sejumlah program, kemitraan, dan komitmen investasi Microsoft terkait penyediaan teknologi yang terjangkau masyarakat luas.

Menurut dia,Microsoft memiliki program Partners in Learning dalam pendidikan dasar dan menengah yang menjangkau 100 juta pelajar di dunia. Khusus untuk Indonesia, Gates berkomitmen melanjutkan program Microsoft Innovation Center (MIC) bekerja sama dengan Universitas Pelita Harapan. Berbagai program itu dijalankan Microsoft agar semua orang dapat memanfaatkan akses teknologi.

”Kami ingin mendukung perekonomian di negara ini dengan pelayanan akses teknologi informasi digital sehingga itu dapat berperan dalam pengembangan pengetahuan global,”kata Gates. MIC memberikan akses kepada pengembang perangkat lunak, profesional TI, pelajar, peneliti, akademisi, dan wirausahawan di negeri ini. Di Indonesia telah berkembang empat buah MIC.

Menurut Gates, rencana perluasan program MIC di Indonesia merupakan investasi terbesar kedua Microsoft di Asia-Pasifik setelah China. Microsoft pertama kali mendirikan MIC pada 2006. Kini jaringan MIC telah melayani 100 komunitas di 60 negara. Lebih dari 30 MIC berada di 13 negara Asia-Pasifik. Institut Teknologi Bandung (ITB) merupakan salah satu MIC terbaik karena dalam tiga tahun terakhir mewakili Indonesia dalam final Imagine Cup tingkat dunia. Imagine Cup merupakan program MIC.

Atasi Kemiskinan

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yakin teknologi informasi dan komunikasi mampu menjadi kekuatan melawan kemiskinan dan kebodohan. Meski demikian, SBY menyadari berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia dalam memanfaatkan TI. ”Saya percaya teknologi informasi sangat menjanjikan dan berpotensi memerangi kemiskinan dan kebodohan,” ungkap SBY.

Presiden menjelaskan, 50 tahun silam seseorang di wilayah desa terpencil Sumatera perlu melintasi lautan dan mengeluarkan banyak uang untuk mengakses pengetahuan dan informasi dunia. Kini semua orang, meski berada di wilayah terpencil, dapat dengan mudah mengakses informasi apa pun.”Itu dilakukan hanya dengan sekali mengklik mouse.Itu sangat luar biasa,”tandasnya.

Dengan bantuan TI, SBY optimistis pemerintah mana pun dapat melayani rakyatnya dengan lebih cepat dan efisien.”Namun bagi kita di Indonesia, dengan populasi sebesar 230 juta jiwa, pekerjaan itu merupakan tantangan yang berat,”tuturnya. ”Di bidang pendidikan, kita memiliki 55 juta pelajar, 2,7juta guru, dan 293.000 sekolah. Dengan jumlah sebanyak itu, menjadi tantangan bagi kita untuk memenuhi tujuan menghubungkan seluruh institusi pendidikan dalam satu jaringan ICT (information and communication technologies),” ungkap SBY.

Pemerintah Indonesia juga merasa kewalahan mencapai target 50% e-literacy pada 2015.”Kami memfasilitasi e-learningdengan menciptakan infrastruktur untuk menghubungkan sekolahsekolah dan pelajar. Target pada 2009, menghubungkan 1,43 juta komputer di sekolah seluruh Indonesia,” papar SBY. E-learning merupakan pembelajaran TI secara menyeluruh. Menurut SBY,pemerintah mengembangkan dan menyediakan e-book dan program pendidikan interaktif untuk jaringan TI itu.

Pemerintah memerlukan bantuan untuk mencapai semua target tersebut. ”Dalam pemerintahan dan sektor bisnis, teknologi informasi dapat membantu meningkatkan produktivitas, efisiensi, respons, transparansi, dan akuntabilitas,”tutur SBY. Salah satu contohnya,SBY menyebut program pesan singkat (short message service/ SMS) yang pernah diberlakukan pada masa awal pemerintahannya. ”Saya memperkenalkan penggunaan SMS untuk berinteraksi dengan seluruh kalangan.

Semua orang dapat mengirimi saya sebuah pesan di 9949,”katanya. Dengan IT, SBY yakin dapat merampingkan birokrasi, mendorong efisiensi, dan transparansi pemerintahan. Menurut SBY, kelak rakyat Indonesia membayar pajak, mengajukan permohonan memiliki surat izin mengemudi (SIM),serta kartu tanda penduduk (KTP) secara online. ”Tahun depan kita akan menawarkan kepada eksportir dan importir kita National Single Window yang terkomputerisasi untuk kenyamanan mereka,”janji SBY.

SBY juga menyadari peran TI dalam pemilu nasional. Tanpa TI,momen politik itu sangat sulit digelar di 17.000 pulau dan tiga zona waktu di Indonesia. ”Kita memiliki 150 juta rakyat yang berhak memilih dan tersebar di 5.100 distrik di 600.000 tempat pemungutan suara,”katanya. Dalam kesempatan itu, SBY mengemukakan, jika Gates menantang seluruh negara dengan konsep ”kapitalisme kreatif” sebagai solusi mengatasi masalah pendidikan, pelayanan kesehatan, dan pembangunan ekonomi berkelanjutan, Indonesia memiliki konsep sendiri.

SBY menyebut konsep tersebut sebagai ”ekonomi kreatif”. ”Ekonomi kreatif yang kami ciptakan di Indonesia merupakan jawaban kami untuk tantangan ini. Melalui ekonomi kreatif kami bermitra dengan Microsoft dan perusahaan lain, serta dengan civil society di negeri ini.


sumber : sindo